BINAR semester 1 (2007)

Tugas binar ini aku kerjakan sejak minggu pertama aku masuk kuliah, sebagiannya yang aku jual untuk memenuhi kebutuhanku.

Fokus Kalimat yang Sirna

Fokus kalimat yang sirna ialah suatu kalimat yang tidak sempurna dan tidak jelas subjeknya. Suatu kalimat dapat dikatakan fokus apabila kalimat tersebut mempunyai subjek yang jelas.

Fragmen Bahasa

Contoh :

1) – Saya memilih yang pertama karena mempunyai nilai tinggi.

Seharusnya menjadi,

– Saya memilih judul yang pertama karena judulnya mempunyai nilai tinggi.

2) – Seminggu lagi datang ke tempat ibu.

Seharusnya menjadi,

– Seminggu lagi saya datang ke tempat ibu.

3) – Bagaimana mau cepat ujian kalau berantakan seperti ini.

Seharusnya menjadi,

– Bagaimana saya mau cepat ujian kalau berantakan seperti ini.

4) – Untuk apa saya menghabiskan waktu disini kalau melecehkan saya.

Seharusnya menjadi,

Untuk apa saya menghabiskan waktu disini kalau orang – orang melecehkan saya.

Contoh kata – kata serapan :

Data dan Datum

Data memiliki makna tunggal

Datum memiliki makan jamak

Alumni dan Alumnus

Alumni memiliki makna tunggal

Alumnus memiliki makna jamak

Anekdot Bahasa

Contoh :

Jam terbang : Waktu penerbangan pesawat

Jam terbang : banyaknya pengalaman kerja seseorang

Apresiasi Sastra

Contoh :

Musikalisasi puisi ialah tindakan memusikkan puisi atau sajak

Cintaku Jauh di Pulau

Bercerita tentang kesedihan seorang kekasih yang ingin bertemu dengan pujaan hatinya di seberang pulau tapi maut telah merenggutnya.

Puisi ini mengingatkan kita pada datangnya kematian.

Masihkah Kata Daripada Dipakai Secara Tidak Tepat

Kata daripada sudah dipakai sejak dulu dan juga digunakan pada naskah lama. Kata daripada sering digunakan secara tidak tepat didalam kalimat-kalimat pembicaraan sehari-hari.

a. Penggunaan kata daripada yang tidak tepat

Contoh :

1. Nanti kamu dimarahi pak Saleh daripada begini suratnya.

Seharusnya, nanti kamu dimarahi pak Saleh kalau begini suratnya.

2. Surat teguran daripada ketidakdisiplinan kehadirannya di kantor.

Seharusnya, surat teguran tentang ketidakdisiplinannya di kantor.

3. Pak Saleh menulis surat daripada Kahar.

Seharusnya, Pak Saleh menulis surat kepada Kahar.

4. Pak Saleh menyuruh saya daripada membuat surat teguran itu sekali lagi.

Seharusnya, Pak Saleh menyuruh saya untuk membuat surat teguran itu sekali lagi.

5. Disamping itu, surat dinas daripada santun.

Seharusnya, disamping itu, surat dinas juga harus santun.

6. Ini namanya teman daripada baik.

Seharusnya, ini namanya teman yang baik.

7. Tapi, bagaimana penutup daripada surat ini.

Seharusnya, tapi, bagaimana penutup surat ini.

8. Ini pengaruh daripada bahasa daerah.

Seharusnya, ini pengaruh dari bahasa daerah.

Beberapa hal yang menyebabkan pengguanaan kata daripada secara tidak tepat antara lain :

1. Kata daripada sering digunakan begitu saja.

2. Banyak orang yang tidak mengetahui arti sebenarnya.

3. Karena terbatasnya kosakata.

b. penggunaan kata yang tidak tepat

Contoh :

  1. Lagi bikin apa?

Seharusnya, sedang membuat apa?

  1. Kalimatnya dirubah begini.

Seharusnya, kalimatnya diubah begini.

c. kesalahan memahami kata

Kata dengan makna ganda.

Contoh :

Kata tanggal memiliki lebih dari satu makna.

Hari ini tanggal berapa? (angka – angka perhitungan di dalam kalender)

Giginya tanggal berapa? (copot atau terlepas)

d. kesimpulan

Dalam kalimat sehari – hari kata daripada sering digunakan untuk menggunakan kata dari, untuk, kalau, bagai, yang, dan lain – lain.

Masihkah Bahasa Asing Dipakai Dengan Leluasa

Dalam kalimat sehari – hari kita sering meggunakan kata asing yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia. Kata – kata asing tersebut antara lain :

  1. Didelay artinya ditunda.
  2. Day – off artinya hari bebas.
  3. Day – trip artinya pulang hari.
  4. Shooting artinya pengambilan gambar.
  5. Crew artinya awak
  6. Oplaag (bahasa Belanda) diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi oplah yang artinya teras.
  7. Deadline artinya tenggat.
  8. Fitness artinya kebugaran.
  9. Loudspeaker artinya pengeras suara.
  10. Busway artinya jalur bus.

Kata tersebut biasa digunakan di dalam pembicaraan sehari – hari, penggunaan bahasa asing dapat merusak keaslian bahasa Indonesia dan akan menyulitkan bagi orang yang tidak mengetahui arti sebenarnya. Penggunaan bahasa asing perlu dihindari karena di dalam bahasa Indonesia sudah ada padanan katanya.

kata sendiri, makna sebenarnya adalah seorang diri, tidak dibantu orang lain, otomatis.

Contoh : Dia membiayai sendiri kuliahnya.

kata sendiri yang mengalami perubahan makna.

Contoh : Jenazahnya sendiri akan dimakamkan pada hari Jum’at.

Kekayaan Kata Yang Terselubung di dalam Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata yang jarang digunakan di dalam percakapan. Kosakata tersebut sebagian besar diambil dari bahasa daerah.

a. Kata-kata yang yang tak lazim digunakan

Contoh kata-kata yang tak lazim digunakan antara lain :

  1. Berkapurancang (bahasa daerah) artinya menyilangkan tangan dibawah perut
  2. Kululus (bahasa daerah) artinya Perahu
  3. Katung(bahasa daerah) artinya Penyu
  4. Kedi (bahasa daerah) artinya Banci
  5. Kasual (bahasa Indonesia) artinya sederhana
  6. Selaksa (bahasa Indonesia) artinya sepuluh ribu
  7. Seketi (bahasa Indonesia) artinya seratus ribu
  8. Karangwulu (bahasa daerah) artinya Turun ranjang
  9. Mangaut (bahasa daerah) artinya Mengumpulkan
  10. Kelurut (bahasa daerah) artinya bengkak di ujung jari

Dalam upaya mengembangkan bahasa Indonesia bahasa daerah dapat menyumbangkan kosakatanya ke dalam bahasa daerah, misalnya kosakata dalam bidang budaya.

Contoh:

Tabal (bahasa melayu) artinya tabuhan beduk ketika ada peresmian

Ngaben (bahasa daerah Bali) artinya upaya pembakaran mayat di Bali

Penggunaan Kata Depan Yang Harus Diperbaiki

Bahasa Indonesia merupakan Bahasa persatuan yaitu bahasa Negara. Menggunakan kata depan yang tidak tepat akan menjadikan sebuah kalimat tidak jelas (membingungkan).

Beberapa contoh kalimat yang menggunakan kata depan yang tidak tepat antara lain:

1) Bagi saya banyak bekerja, sibuk sekali.

Seharusnya: Saya banyak bekerja.

(kata bagi dihilangkan)

2) Dalam dirimu mempunyai sifat yang luhur dan baik.

Seharusnya: Dirimu mempunyai sifat yang luhur.

(kata dalam dihilangkan)

3) Aku benar-benar mengetahui tentang sifat kakakku itu.

Seharusnya: Aku benar-benar mengetahui sifat kakakku itu.

(kata tentang dihilangkan)

4) Pada dia tidak mungkin membunuh orang.

Seharusnya: Dia tidak mungkin membunuh orang.

(kata pada dihilangkan)

5) Kau tahu kalau kakakku itu kasir pada sebuah Bank.

Seharusnya: Kau tahu bahwa kakakku itu kasir pada sebuah bank.

(kata kalau diganti dengan kata bahwa)

6) Kalau penodong itu kalah dan melarikan diri.

Seharusnya: Penodong itu kalah dan melarikan diri.

(kata kalau dihilangkan)

7) Besoknya polisi langsung menangkap terhadap kakakku.

Seharusnya: Besoknya polisi langsung menangkap kakakku.

(kata terhadap dihilangkan)

8) Terhadap orang-orang elitlah yang mengorbankannya.

Seharusnya: Terhadap orang-orang elitelah yang mengorbankannya.

(Kata elit diubah menjadi elite)

9) Dia juga mengatasi masalah anak-anak pengangguran.

Seharunya: Dia juga mengatasi masalah anak-anak penganggur.

(kata pengangguran diubah menjadi penganggur)

10) Pasti dia pada bisa.

Seharusnya: Pasti dia bisa.

(kata pada dihilangkan)

Persaingan Kata dalam Bentuk dan Makna

Beberapa contoh kata yang sering digunakan tidak sesuai maknanya:

a) Tidak bergeming (bergeming artinya tidak bergerak)

seharusnya bergeming

b) Sabuk keselamatan

seharusnya sabuk keamanan.

c) Acuh (artinya peduli)

Seharusnya tak acuh

d) Mempertanyakan

seharusnya menanyakan

e) Uang ribuan

seharusnya uang seribuan

f) Tinggal landas (artinya tinggal di landasan)

seharusnya lepas landas

g) Para hadirin (hadirin bermakna jamak)

seharusnya hadirin (tanpa para)

h) Melengkapi kekurangan laporan

seharusnya melengkapi naskah laporan

i) Tahun pelajaran

seharusnya tahun ajaran

j) Menyampaikan terima kasih

seharusnya menyampaikan ucapan terima kasih

Melirik Gabungan Kata Yang Bermakna Kias

Kata kiasan berarti gabungan kata atau frase. Umumnya kiasan ini sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, tapi banyak juga yang menyalahartikannya.

1. Lautan api

Berarti, kebakaran yang sangat luas

2. Api perjuangan

Berarti, semangat perjuangan

3. Kesuma bangsa

Berarti, bunga bangsa

4. Bahu-membahu

Berarti, tidak bercerai-berai

5. Medan perang

Berarti, lokasi tempat bertempur

6. Meja perundingan

Berarti, lokasi tempat berunding

7. Garis depan

Berarti, daerah pertahanan

8. Hari pahlawan

Berarti, hari besar untuk memperingati para pahlawan

9. Selurus tabung

Berarti, sangat lurus

10. Taman pahlawan

Berarti, tempat dimakamkannya para pahlawan

11. Orang besar

Berarti, orang terkenal

1.	Lautan api					 	Berarti, kebakaran yang sangat luas  2.	Api perjuangan 	Berarti, semangat perjuangan  3.	Kesuma bangsa 	Berarti, bunga bangsa  4.	Bahu-membahu 	Berarti, tidak bercerai-berai  5.	Medan perang 	Berarti, lokasi tempat bertempur  6.	Meja perundingan 	Berarti, lokasi tempat berunding  7.	Garis depan 	Berarti, daerah pertahanan  8.	Hari pahlawan 	Berarti, hari besar untuk memperingati para pahlawan  9.	Selurus tabung 	Berarti, sangat lurus  10.	Taman pahlawan 	Berarti, tempat dimakamkannya para pahlawan  11.	Orang besar 	Berarti, orang terkenal

A. Fragmen Bahasa

B. Anekdot Bahasa

Mengambil tempat duduk bukan berarti bahwa tempat duduk itu diambil lalu dibawa, tapi berarti menempati tempat duduk.

C. Apresiasi Sastra

Pahlawan Tak Dikenal

Karya Toto Sudarto Bachtiar

Komentar & kesimpulan:

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kata kiasan itu terbentuk dari dua kata atau lebih yang menunjukkan arti sangat berbeda dengan penggabungan katanya.

Di dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui kejanggalan di dalam megucapkan kata kiasan. Dapat terjadi kesalahpahaman apabila diantara orang yang berbicara tidak memahami lawan bicaranya.

Tapi itu semua tidak dapat dihilangkan dari diri kita, sebab bila kita sudah terbiasa mengucapkan suatu kata maka sulit sekali bagi kita untuk merubah kebiasaan tersebut.

Peribahasa (Dari Setali ke Bulat Air)

A. Fragmen Bahasa

1. Sama saja jeleknya

Peribahasanya, Setali 3 uang

2. Apa saja cara, harus kita tempuh

Peribahasanya, Tak emas bungkal diatas

3. Menunggu bantuan orang lain

Peribahasanya, Bagai geluh tinggal di air

4. Harta benda itu, disimpan di tempatnya masing-masing

Peribahasanya, Emas berpeti, kerbau di kandang

5. Membuka rahasia sendiri

Peribahasanya, Mencabik baju di dada

6. Udah habis uang tak ada hasil

Peribahasanya, Upah lalu bandar tak masuk

7. Menyanggupi yang tidak mungkin kita selesesaikan

Peribahasanya, Seperti pipit memakan jagung

8. Ada sesuatu yang hendak dikatakan tetapi belum terkemukakan

Peribahasanya, Terhalang di mata terasa di hati

B. Anekdot bahasa

Mengencangkan ikat pinggang

Artinya berhemat-hemat

C. Apresiasi Sastra

Siti Nurbaya

Pengarang : Marah Rusli

Kesimpulan/komentar

Dalam kehidupan sehari-hari peribahasa dapat digunakan dan memperjelas maksud dari perkataan seseorang. Selain itu, peribahasa dapat mengutarakan maksud untuk mencela seseorang secara halus.

Contohnya:

· Setali 3 uang

· Mencabik baju di dada

· Bagai geluh tinggal di air

· Upah lalu bandar tak masuk

Hendaklah kita melestarikan peribahasa yang merupakan salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia.

Kesatuan dan kepaduan sebuah paragraf

FRAGMEN BAHASA

1. Mobil pak Said yang kami tumpangi itu dapat diijinkan untuk memasuki kebun teh. Beliau adalah orang yang terkenal dikerinci.

Mobil pak Said yang kami tumpangi itu dapat diijinkan untuk memasuki kebun teh. Perlu diketahui bahwa pak Said adalah orang yang terkenal dikerinci.

Pada kalimat tersebut perlu ditambahkan kata perlu diketahui bahwa untuk memperbaiki kalimat tersebut menjadi lebih padu.

2. Jalan-jalan banyak yang tidak beraspal. Jalan-jalan sering mengganggu lalu lintas.

Jalan-jalan banyak yang tidak beraspal. Jalan-jalan tersebut sering mengganggu lalu lintas.

Pada kalimat tersebut perlu ditambahkan kata tersebut untuk memperjelas pengulangan kata yang terjadi.

3. Masryarat kerinci pernah dijajah oleh Belanda pada abad ke-20. Mereka menangkap pahlawan bernama Dipati Prabu.

Masryarat kerinci pernah dijajah oleh Belanda pada abad ke-20. Belanda menangkap pahlawan bernama Dipati Prabu.

Pada kalimat tersebut kata mereka perlu diganti dengan Belanda, untuk memperjelas maksud kalimat tersebut.

4. Dinginnya udara di daerah itu membuat kami enggan unutk mandi. Kami harus mandi karena badan kami harus dibersihkan.

Dinginnya udara di daerah itu membuat kami enggan untuk mandi. Namun kami harus mandi karena badan kami harus dibersihkan.

Pada kalimat tersebut perlu ditambahkan konjungsi atau kata transisi namun, agar lebih mudah dipahami.

5. Daerah persawahan itu amat luas. Maka masyarakat disitu tidak perlu mengimpor beras dari luar.

Daerah persawahan itu amat luas. Oleh sebab itu masyarakat disitu tidak perlu mengimpor beras dari luar.

Pada kalimat di atas perlu ditambahkan konjungsi atau kata transisi oleh sebab itu, agar lebih mudah dipahami.

ANEKDOT BAHASA

Mengambil gambar, arti yang dimaksud mencari lokasi untuk mengambil adegan syuting

Kesalahpahamannya adalah mengambil gambar yang sudah ada

APRESIASI SASTRA

Catetan tahun 1946

Chairil Anwar

Intisari apresiasi sastra:

Kita sebagai generasi muda harus mengingat peristiwa-peristiwa penting pada masa dahulu karena peristiwa-peristiwa itu adalah sejarah negeri kita maka untuk itu kita harus rajin belajar dan mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di negeri kita.

Komentar:

Dalam sebuah paargraf harus ada kepaduan dan keutuhan. Supaya padu di dalam kalimat-kalimat berikutnya kita bisa menganti dengan kata ganti itu harus jelas. Selain itu kita juga dapat menganti dengan kata petunjuk misalnya jalan-jalan banyak yang tidak beraspal. Jalan-jalan tersebut mengganggu lalu lintas. Kita juga dapat menggantinya dengan kata-kata transisi misalnya namun dan oleh sebab itu.

Kekeliruan Pengucapan Kata

A. Fragmen

v Duren

Seharusnya durian yang berarti buah yang berduri.

v Lagian

Seharusnya sedang

v Enersi

Seharusnya energi

v Leb

Seharusnya lab

v Paskasarjana

Seharusnya pascasarjana yang berasal dari bahasa Sanskerta.

v Reboasasi

Seharusnya reboisasi berasal dari bahasa Prancis reboasasion dan bahasa Inggris reboisation.

v Hektar

Seharusnya hektare berasal dari gabungan kata latin hekto dan are.

v Sangre

Seharusnya genre

v Analisa

Seharusnya analisis

v Nomer

Seharusnya nomor

v Nraktir

Seharusnya mentraktir, kata dasarnya merupakan gugus konsonan yang tidak luluh.

v Bis

Seharusnya bus

v Ed Hok

Seharunya ad hok, berasal dari bahasa latin.

B. Anekdot

Bule ialah orang kulit putih dari luar negri. Tapi yang dimaksud ialah bule yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya bibi.

C. Apresiasi Sastra

Selamat Tinggal Manusia Budak Indonesia

Karya Hamid Jabbar

– Persatuan hanya dianggapnya sebagai simbol di negara Indonesia.

Kesimpulan:

Banyak kita dengar dan temukan masyarakat mengucapkan kata-kata bahasa Indonesia secara salah misalnya duren seharusnya durian, lagian seharusnya sedang, enersi seharusnya energi, dan masih banyak yang lainnya. Mari kita terus pelihara bahasa Indonesia agar bermartabat di kalangan Internasional.

Kesalahan Yang Mengganggu Kebakuan Makna

Fragmen

Kata-kata yang kurang tepat

Kata-kata yang tepat

Tadi sore

Boarding pas

Dikembangkan oleh saya

Semua tiket-tiket dipegang oleh saya

Jadi sarjana

Killer

Mentaati

Beda

Sepertinya

Sesutu persoalan

Pagi tadi

Sudah saya katakan kalau ejaan adalah…..

Sore tadi

Pas naik

Saya kembangkan

Semua tiket dipegang oleh saya

Menjadi sarjana

Ditakuti

Menaati

Berbeda

Tampaknya

Suatu pesoalan

Tadi pagi

Sudah saya katakan bahwa ejaan adalah….

Anekdot

Gulung tikar, terjadi kesalahpahaman pada kata ini yang dimaksud dengan gulung tikar ialah bangkrut. Sedangkan orang yang satunya mengira berjualan tikar yang digulung.

Apresiasi Sastra

Kepada Kawan karya Khairil Anwar

Intisari dari puisi itu ialah kita dapat berbuat baik sebelum ajal datang.

Kesimpulan

Bahasa Indonesia yang baku mempunyai ciri-ciri antara lain kemantapan didalam bahasa dan di dalam penggunann katanya agar tidak terjadi kesalahpahaman antara orang pertama dan orang kedua. Sebab kesalahan di dalam penggunaan kata-kata dapat mengganggu kebakuan dari kata tersebut.

Kata Sambung yang Sirna

Dalam percakapan sehari-hari sering kita dapati orang yang menggabungkan dua kalimat menjadi satu kalimat yang baru.

FRAGMEN

v Melihat semburan api itu, kami semua terkejut

Seharusnya, ketika melihat semburan api itu, kami semua terkejut

v Berada di puncak Gunung Kerinci, kami tidak makan dan minum

Seharusnya, selama berada di puncak Gunung Kerinci, kami tidak makan dan minum

v Menyadari bahwa hari akan hujan, kami secara serentak turun ke kaki gunung

Seharusnya, setelah menyadari bahwa hari akan hujan, kami secara serentak turun ke kaki gunung

v Menjalani liburan ke puncak gunung itu, semua anggota rombongan merasa puas

Seharusnya, selama menjalani liburan ke puncak gunung itu, semua anggota rombongan merasa puas

v Turun dari Gunung Kerinci kami diundang oleh Pak Bahar untuk makan malam di rumahnya

Seharusnya, ketika turun dari Gunung Kerinci kami diundang oleh Pak Bahar untuk makan malam di rumahnya

v Kami berkunjung ke rumah Pak Bahar, mantan rektor universitas yang terkenal itu

Seharusnya, kami berkunjung ke rumah Pak Bahar, mantan rektor universitas

Komentar:

Kalimat-kalimat di dalam fragmen tersebut terasa janggal karena tidak ada kata sambung yang menghubungkan kedua kalimat tersebut. Setelah kalimat tersebut diberi kata sambung maka kalimat tersebut menjadi sebuah kalimat majemuk yang baik.

Ketidaktepatan penerapan ungkapan dalam percakapan

Fragmen

Kata-kata yang kurang tepat

* Hatiku sangat sakit

* Hatimu harus kuat

* Mulutnya betul-betul kotor

* Daunnya sudah naik

* Hatiku terlalu tinggi

* Mataku bisa menjadi gelap

* Otak kita selalu diperas

* Dia menaruh sekali hatinya padamu

* Kaki-kaki dan tangan-tangan Harun

* Dulu semua buku dia menjadi kutunya

* Asmaranya sangat mabuk padamu

Kata-kata yang tepat

* Sakit hati

* Kuat hati

* Dia bermulut kotor

* Sudah naik daun

* Tinggi hati

* Gelap mata

* Memeras otak

* Sangat menaruh hati padamu

* Kaki dan tangan Harun

* Dia menjadi kutu buku

* Dia mabuk asmara padamu

Anekdot

Penyambung lidah, terjadi kesalahpahaman pada kata ini yang dimaksud dengan penyambung lidah ialah mewakili rakyak atau masyarakat. Sedangkan orang yang satunya mengira lidah yang patah dapat disambung kembali

Apresiasi Sastra

Ingin kusuarakan karya Isbedy Setiawan Z.S. Intisari dari puisi itu ialah dia ingin menyuarakan kemerdekaan. Dia ingin menyuarakan kemerdekaan di koran akan tetapi sekarang banyak sekali iklan-iklan, sehingga dia hanya sedikit dapat menyuarakan kemerdekaan.

Kesimpulan

Bahasa Indonesia memiliki banyak idiom atau ungkapan. Dalam percakapan sehari-hari idiom sering digunakan. Biasanya dalam penggunaan idom sering ditambah-tambahkan padahal idom adalah kata baku. Misalnya sakit hati, kuat hati, tinggi hati, naik daun, kutu buku dan sebagainya.

Penempatan Orang Ketiga Yang Tidak Tepat

Penempatan orang ketiga dalam suatu kalimat seringkali mengalami kekeliruan yang mengakibatkan kalimat menjadi tidak tepat. Beberapa contoh kalimat yang menunjukkan penempatan orang ketiga yang tidak tepat sebagai berikut:

Fragmen:

· Pengahayatan terhadap kehidupan Suku Anak Dalam itu harus pemerintah dahulukan.

Penempatan orang ketiga yaitu pemerintah dalam kalimat diatas tidak tepat, kalimat yang benar adalah:

– Pengahayatan terhadap kehidupan Suku Anak Dalam itu harus didahulukan oleh pemerintah.

· Kehidupan mereka itu sudah gubernur tangani.

Kalimat yang benar adalah:

Kehidupan mereka itu sudah ditangni oleh gubernur.

· Akan bupati pindahkan bangunan itu ke daerah Merangin.

Kalimat yang benar adalah:

Pembangunan itu akan dipindahkan oleh bupati ke daerah Merangin.

· Itu yang hendak Indonesia sirnakan.

Kalimat yang benar adalah:

Itu yang hendak disirnakan oleh Indonesia.

· Kini akan pemerintah coba untuk memasyarakatkan Suku Anak Dalam itu.

Kalimat yang benar adalah:

Kini akan dicoba oleh pemerintah untuk memasyarakatkan Suku Anak Dalam itu

· Peradapan modern Suku Anak Dalam harus mengenal.

Kalimat yang benar adalah:

Peradaban modern harus dikenal oleh Suku Anak Dalam.

· Kehilangan itu dunia relakan demi kemajuan negeri.

Kalimat yang benar adalah:

Kehilangan itu direlakan oleh dunia.

· Hal seperti akan wartawan sampaikan dengan caranya sendiri.

Kalimat yang benar adalah:

Hal seperti ini akan disampaikan oleh wartawan dengan caranya sendiri.

Anekdot:

– Pukul : kata baku untuk menanyakan waktu.

– Jam : kata yang digunakan untuk menayakan durasi.

Apresiasi Sastra:

Puisi berjudul “Panorama di Pantai Panjang”, karya Isbedy Setiawan ZS yang bermaksud mengungkapkan betapa indahnya panorama di Pantai Panjang, si Aku menggambarkan indahnya pemandangan dan panjangnya pantai sehingga dia mengagumi Tuhan. Saat melihat pemandangan itu ia merasa menjadi anak-anak.

Kesimpulan:

Kalimat pasif persona tidak dapat dipakai orang ketiga, yang dapat dipakai adalah kata ganti, yaitu kata ganti orang pertama, orang kedua, maupun orang ketiga. Oleh sebab itu bentuk akan pemerintah perhatikan tidak benar, yang benar adalah akan diperhatikan oleh pemerintah.

PEMELIHARAAN BUDAYA SASTRA

Fragmen

Istilah

Arti istilah

Dasawarsa

Raib

Solusi

Pengayoman

Mengemban

Melestarikan

Pentransliterasian

Kredibilitas

Menguak

Dekade atau 10 tahun

Hilang

Jalan keluar

Perlindungan

Menjalankan

Memfungsikan

Pengalihaksaraan

Kepercayaan

Mengetahui

Anekdot

à Tempat parkir Kepala Sekolah

Kesalahpahamannya disini ialah seseorang yang mengira bahwa kepala sekolah akan berdiam atau parkir di halaman sekolah. Padahal yang dimaksud ialah tempat mobil milik Kepala Sekolah.

Kesalahpahaman memang sering sekali terjadi apabila kita tidak benar-benar mencermati apa yang diucapkan oleh lawan bicara kita, apalagi kalau lawan bicara kita menggunakan beberapa istilah yang jarang kita dengar dan ucapakan.

Apresiasi Sastra

Suara Malam

Dunia badai dan topan

manusia mengingatkan

kebakaran di hutan

Jadi kemana untuk damai dan reda

mati, barang kali ini diam aku saja

dengan ketenangan selama bersaksi mengatasi suka dan duka

kekebalan terhadap debu dan nafsu berbaring tak tegar

seperti kapal pecah di dasar lautan jenuh dipukul ombak besar

peleburan dalam tiada dan sekali akan menghadap cahaya

ya Alloh! Badanku terbakar segala samar

aku sudah melewati batas kembali dengan keras

Karya: Khairil Anwar

Kesimpulan

Bahasa Indonesia mempunyai sinonim kata yang banyak, hampir setiap kata ada sinonimnya. Sinonim kata itu berfungsi untuk menghidupkan bahasa. Pada pertama kita menggunakan kata benar mungkin di lain kesempatan kita menggunakan kata betul.

Sinonim atau persamaan kata antara lain peluncuran dengan peresmian, dasawarsa dengan 10 tahun, transliterasi dengan alihaksaraan.

Marilah kita pelihara dan kembangkan bahasa Indonesia agar tetap berwibawa di kalangan internasional.

Tinggalkan komentar